Pada tanggal 26 Maret 2015, Presiden Xi Jinping bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Balai Agung Rakyat. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin meninjau keberhasilan hubungan bilateral, merumuskan arah kerja sama ke depan, dan menyepakati pentingnya melanjutkan warisan persahabatan selama 65 tahun. Mereka berkomitmen untuk memperkuat kemitraan strategis komprehensif di era baru guna mendukung perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di tingkat regional maupun global.
Presiden Xi Jinping menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo ke China dalam rangka menghadiri Konferensi Tahunan Forum Boao untuk Asia 2015. Ia menegaskan bahwa Indonesia dan China, sebagai negara berpopulasi besar dan kekuatan utama di antara negara berkembang, memiliki hubungan strategis yang saling bergantung dan ekonomi yang saling melengkapi, dengan peluang besar untuk kerja sama yang saling menguntungkan. Dalam pertemuan sebelumnya di forum APEC, kedua negara telah sepakat untuk segera meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi demi manfaat bersama. Kunjungan Presiden Jokowi juga bertepatan dengan peringatan 65 tahun hubungan diplomatik, yang diharapkan dapat memperkuat kerja sama konkret di berbagai sektor.
Presiden Xi Jinping menyoroti kesamaan tantangan yang dihadapi Indonesia dan China dalam upaya pembangunan nasional serta peningkatan kesejahteraan rakyat. Ia menekankan pentingnya memperkuat kepercayaan strategis antara kedua negara, menjaga intensitas komunikasi tingkat tinggi serta membangun mekanisme kerja sama bilateral yang efektif. Kolaborasi antar partai politik dan antar pemerintah daerah juga perlu ditingkatkan, termasuk berbagi pengalaman dalam tata kelola pemerintahan.
China berkomitmen untuk mendukung pengembangan Tol Laut melalui pemanfaatan Bank Investasi Infrastruktur Asia, Dana Jalur Sutra dan lembaga terkait lainnya. Selain itu, China akan aktif berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, kereta cepat, bandara, kawasan ekonomi pesisir dan industri galangan kapal.
Kerja sama di berbagai sektor strategis seperti kelautan, perdagangan, energi, listrik, pertanian, perikanan, ilmu pengetahuan, teknologi dan kedirgantaraan juga akan diperkuat, termasuk percepatan pembangunan kawasan industri terpadu. China akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk terlibat dalam pembangunan dan memperluas investasi dua arah serta kerja sama kapasitas.
Kedua negara diharapkan dapat merancang dan menyukseskan peringatan 65 tahun hubungan diplomatik, serta mempererat pertukaran di bidang kepemudaan, keagamaan dan akademik. China juga akan mendukung dalam memperingati 60 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung, guna memperkuat saling pengertian dan kerja sama antar negara Asia dan Afrika demi pembangunan bersama. Selain itu, peringatan 70 tahun kemenangan atas fasisme dunia menjadi momentum bagi kedua negara untuk bersama-sama menjaga perdamaian global.
Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa secara geografis, Indonesia dan China memiliki kedekatan yang menjadikan keduanya sebagai mitra erat. Mengingat perubahan signifikan dalam lanskap ekonomi dan politik global sejak awal abad ke-21, negara-negara berkembang utama seperti Indonesia dan China perlu mengambil peran yang lebih aktif dalam dinamika internasional. Ia mengajak seluruh negara untuk menjadikan peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II sebagai momentum untuk menyerukan penghentian kekerasan dan mendorong penyelesaian isu-isu utama melalui jalur dialog.
Indonesia menantikan kehadiran Presiden Xi Jinping dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Saat ini, kedua negara menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat serta memiliki potensi kerja sama yang saling melengkapi dan prospektif. Pemerintah Indonesia membuka peluang bagi perusahaan milik negara dan swasta dari China untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur nasional, termasuk pelabuhan, bandara, bendungan dan kawasan ekonomi khusus.
Kedua pihak diharapkan dapat memperluas kerja sama dalam pertukaran mata uang dan menargetkan nilai perdagangan bilateral mencapai $150 miliar pada tahun 2020. Indonesia juga berharap semakin banyak wisatawan China berkunjung, sehingga memperkuat hubungan sosial dan budaya antar bangsa. Selain itu, kerja sama di bidang pemberantasan korupsi, penanggulangan terorisme, penegakan hukum dan penghapusan kejahatan lintas negara akan terus ditingkatkan.
Setelah pertemuan berlangsung, kedua pemimpin negara turut hadir menyaksikan penandatanganan sejumlah dokumen kerja sama yang mencakup sektor ekonomi, perdagangan, pengembangan infrastruktur, teknologi kedirgantaraan, perpajakan serta operasi pencarian dan penyelamatan di wilayah maritim, termasuk berbagai bidang strategis lainnya.
Dalam konferensi pers bersama, Presiden Xi Jinping menyampaikan bahwa ia dan Presiden Joko Widodo telah mengadakan dialog yang bersahabat dan produktif, dengan pertukaran pandangan yang terbuka dan mendalam mengenai penguatan serta perluasan kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara. Diskusi tersebut menghasilkan kesepahaman luas, dan kedua pihak sepakat untuk menerbitkan pernyataan bersama antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat China guna mendorong kemajuan hubungan bilateral yang lebih berorientasi pada manfaat bersama, hasil yang saling menguntungkan, serta semangat persatuan dan koordinasi.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, kedua negara akan membentuk mekanisme pertukaran masyarakat dan budaya di tingkat wakil perdana menteri, serta menyusun rencana aksi lima tahun untuk memperkuat kemitraan strategis komprehensif Indonesia–China. Langkah ini bertujuan untuk memperkokoh dukungan publik terhadap hubungan bilateral dan memberikan manfaat yang lebih nyata bagi kedua bangsa.
China juga menegaskan bahwa inisiatif Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 sejalan dengan visi Indonesia dalam membangun kekuatan maritim nasional. Oleh karena itu, kedua negara berkomitmen untuk menyelaraskan inisiatif dan strategi masing-masing secara menyeluruh, serta melangkah bersama dalam semangat pembelajaran timbal balik dan pembangunan yang berkelanjutan.
Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dialognya dengan Presiden Xi Jinping menghasilkan capaian yang signifikan. Ia menegaskan bahwa China merupakan mitra strategis komprehensif bagi Indonesia. Dalam semangat kemitraan tersebut, Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama secara konkret dengan China dalam merealisasikan kesepakatan bilateral, guna mendorong penguatan kerja sama yang lebih luas dan mendalam, serta memberikan manfaat nyata bagi kedua bangsa.
Menjelang perundingan resmi, Presiden Xi Jinping menyelenggarakan upacara penyambutan untuk Presiden Joko Widodo yang berlangsung di Aula Utara, Balai Agung Rakyat. Acara tersebut turut dihadiri oleh Ibu Negara Peng Liyuan; Wang Huning selaku anggota Politbiro Komite Sentral Partai Komunis China sekaligus Direktur Kantor Riset Kebijakan Komite Sentral; Li Zhanshu yang menjabat sebagai anggota Politbiro, anggota Sekretariat Komite Sentral, serta Direktur Kantor Umum Komite Sentral; Qiangba Puncog selaku Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional; Yang Jiechi sebagai anggota Dewan Negara; serta Wang Zhengwei, Wakil Ketua Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, bersama sejumlah pejabat tinggi lainnya.