Greenpeace merilis rekaman video dari drone yang memperlihatkan secara dramatis kebakaran hutan dan lahan gambut yang menyala hebat di wilayah Kalimantan.
Rekaman video ini menampilkan kebakaran yang melanda area lahan gambut, hutan hujan tropis serta perkebunan kelapa sawit di wilayah sekitar Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat. Kawasan Gunung Palung dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati tertinggi di Asia Tenggara, sekaligus habitat penting bagi populasi orangutan yang kini berada dalam status terancam punah.
Taman ini telah mengalami kerusakan serius akibat aktivitas penebangan liar. Kondisi di luar kawasan taman bahkan lebih memprihatinkan, di mana sebagian besar hutan dan lahan gambut di zona penyangga Gunung Palung telah mengalami pengeringan dan penebangan untuk kepentingan produksi karet, kelapa sawit, kayu dan pulp.
Seperti halnya kebakaran yang tengah terjadi di Pulau Sumatra, kebakaran di Kalimantan juga menimbulkan kabut asap pekat yang mengganggu pernapasan dan memicu krisis kesehatan berskala luas. Selain itu, kebakaran ini turut melepaskan jutaan ton karbon yang telah tersimpan lama ke udara. Karena dampaknya yang besar terhadap lingkungan, Greenpeace menyebut kondisi ini sebagai bom karbon.
“Ketika para pemimpin dunia bersiap untuk berkumpul di Paris guna mencari solusi atas ancaman pemanasan global, Indonesia justru tengah menghadapi kebakaran hebat,” ungkap Bustar Maitar, Kepala Proyek Hutan Indonesia dari Greenpeace Asia Tenggara, dalam sebuah pernyataan. “Perusahaan-perusahaan yang merusak hutan dan mengeringkan lahan gambut telah mengubah lanskap menjadi bom karbon yang besar, dan kondisi kekeringan telah memicu ledakannya. Pemerintah tidak bisa lagi berpaling dari kerusakan ini, apalagi ketika separuh populasi Asia turut merasakan dampaknya.”
“Kebakaran ini menjadi pengingat menyakitkan atas dampak destruktif yang ditinggalkan oleh industri pulp dan kelapa sawit,” ujarnya. “Kebijakan sepihak untuk mencegah deforestasi terbukti tidak efektif. Perusahaan perlu menghapus insentif ekonomi yang mendorong perusakan hutan dengan menerapkan larangan perdagangan secara menyeluruh terhadap pihak-pihak yang melakukan penebangan hutan.”
