Peristiwa

Penerbangan terpaksa dibatalkan, lahan pertanian mengalami kerusakan, dan ratusan ribu warga di sekitar wilayah terdampak menderita gangguan pernapasan.

Kabut asap belakangan ini menyelimuti sebagian wilayah Indonesia, Malaysia dan Singapura. Penurunan kualitas udara yang parah, ditambah pernyataan tegas dari para pejabat, telah memicu ketegangan di antara ketiga negara tersebut.

Presiden mengajukan permintaan bantuan dari komunitas internasional untuk mengatasi kebakaran hutan yang telah menimbulkan kabut asap pekat di kawasan ini.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mendesak Indonesia untuk mengambil tindakan terhadap perusahaan-perusahaan yang bertanggung jawab atas kebakaran hutan ilegal yang menyebabkan wilayah ini diselimuti asap.

Langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi kabut asap dinilai membutuhkan waktu lama sebelum efektivitasnya terlihat.

Upaya pencarian sedang dilakukan terhadap sebuah pesawat penumpang yang membawa 10 orang dan telah kehilangan kontak dengan pengendali lalu lintas udara saat melintas di atas Pulau Sulawesi.

Setelah beberapa hari diselimuti kabut asap, Malaysia dijadwalkan memulai operasi penyemaian awan pada hari Selasa siang, tanggal 15 September 2015.

Jumlah bandara yang terdampak kabut asap terus meningkat seiring dengan terganggunya jadwal penerbangan.

Seluruh jenazah dari 54 korban kecelakaan pesawat di wilayah timur Indonesia telah berhasil ditemukan di sebuah area terpencil di dalam hutan dan kemudian dibawa ke rumah sakit. Awalnya, pihak berwenang berencana menggunakan helikopter untuk mengevakuasi jenazah dari lokasi kejadian di Provinsi Papua, yang terjadi pada hari Minggu. Namun, kondisi cuaca yang tidak bersahabat memaksa tim…

Petugas penyelamat berhasil menemukan bagian tubuh dari 54 korban yang meninggal akibat kecelakaan pesawat Trigana Air di kawasan Papua pada hari Minggu.