Aturan ‘Made in Indonesia’: Keuntungan Segelintir, Tantangan bagi Banyak Pihak

Dalam konferensi Macquarie Indonesia Telecoms and Ecommerce yang berlangsung pekan lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, meluruskan informasi yang beredar di media terkait regulasi “Made in Indonesia” untuk perangkat 4G. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menyatakan bahwa 40% komponen ponsel wajib dibuat di dalam negeri.

Meski demikian, sang menteri memastikan bahwa regulasi tersebut akan mulai diterapkan tahun ini. Ia juga telah menjalin komunikasi dengan para produsen lokal guna memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kemampuan produksinya. Rudiantara menekankan bahwa tingginya impor produk terkait memberikan kontribusi besar terhadap defisit neraca perdagangan nasional, dan bahwa memproduksi sebagian komponen di dalam negeri dapat memberikan manfaat positif bagi pertumbuhan ekonomi.

Walaupun penjualan smartphone Xiaomi melalui flash sale online di negara ini pada akhir tahun lalu berlangsung sangat cepat dan laris, wakil presiden internasional perusahaan, Hugo Barra, tetap menunda pendirian pabrik hingga regulasi 4G resmi diberlakukan.

Kebijakan ini menjadi sorotan karena dampaknya yang luas terhadap sektor ekonomi. Meski demikian, langkah tersebut telah mendorong sejumlah produsen smartphone lokal untuk merespons peluang pasar perangkat 4G. Tanpa mengacu pada urutan tertentu, berikut adalah beberapa perusahaan yang diperkirakan akan meraih manfaat dari kebijakan “Made in Indonesia” yang akan diterapkan oleh Rudiantara.

Evercoss

Dalam beberapa tahun terakhir, Evercoss berhasil meraih posisi sebagai salah satu produsen ponsel terkemuka di Indonesia. Keberhasilan ini didorong oleh strateginya yang menargetkan segmen pasar menengah ke bawah melalui penawaran harga yang terjangkau. Sebelumnya, produk termahalnya dibanderol sekitar Rp2,5 juta. Strategi ini tampaknya tetap dipertahankan, terbukti dengan peluncuran Evercoss One X yang dijual seharga kurang lebih Rp1,3 juta. Perangkat ini merupakan bagian dari program Android One dan telah mendukung jaringan 4G.

Meski sebagian besar smartphone dan tablet Evercoss masih terbatas pada jaringan 3G, pendirian pabrik baru di Semarang, Jawa Tengah, membuka peluang bagi perusahaan untuk bersaing secara serius dalam produksi perangkat 4G lokal.

Polytron

Polytron, yang berada di bawah naungan Grup Djarum, berpotensi menjadi salah satu produsen lokal yang meraih keuntungan. Meski demikian, fokus utama perusahaan bukanlah pada produk ponsel. Polytron lebih dikenal sebagai produsen perangkat audio dan video seperti televisi dan sistem stereo, serta berbagai peralatan rumah tangga seperti lemari es, pendingin ruangan, mesin cuci dan lainnya.

Untuk saat ini, Polytron 4G 450 dan Zap 5 termasuk di antara segelintir smartphone buatan dalam negeri yang sudah mendukung konektivitas jaringan 4G.

Baru-baru ini, Menteri Rudiantara melakukan kunjungan ke kantor pusat Polytron. Sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan perangkat teknologi, khususnya yang mendukung jaringan 4G, Polytron berencana menaikkan kapasitas produksi smartphone-nya hingga 50%. Perusahaan ini menargetkan ekspansi fasilitas produksi di Jawa Tengah pada bulan Juli 2015, yang diproyeksikan akan meningkatkan output tahunan dari 2,4 juta unit menjadi 3,6 juta unit.

Mito

Mito merupakan salah satu merek lokal yang patut diperhatikan. Proses perakitan ponselnya dilakukan di China maupun Indonesia. Meski saat ini belum menghadirkan perangkat 4G, Mito telah memiliki fasilitas produksi di Tangerang. Kapasitas produksinya belum diumumkan secara resmi, namun diketahui bahwa pembangunan pabrik tersebut menelan biaya sekitar Rp300 miliar.

Himax

Himax merupakan pendatang baru yang penuh semangat dan berambisi menembus pasar ponsel berskala besar, mengikuti jejak Xiaomi dengan menawarkan smartphone berharga terjangkau namun berkinerja tinggi. Saat ini, perusahaan tersebut dikabarkan tengah mendirikan fasilitas produksi. Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas enam hektare di Tangerang ini ditargetkan mampu memproduksi 100.000 unit smartphone setiap bulannya mulai tahun 2016.

TMS Technologies

TMS Technologies menyatakan diri sebagai pelopor di Indonesia dalam menghadirkan smartphone 4G produksi lokal. Produk tersebut diperkenalkan melalui model IVO V-5, hasil kolaborasi dengan penyedia layanan internet 4G, Bolt.

TSM merupakan pemain baru di industri yang didirikan tahun lalu. Startup ini tidak hanya fokus pada produksi ponsel, tetapi juga mengusung identitas sebagai perusahaan rekayasa teknologi. Salah satu pendirinya, Benson Kawengian, menyebut bahwa solusi yang ditawarkan TSM bersifat fleksibel. Selain menyediakan produk jadi untuk dibeli langsung oleh merek lain, TSM juga membuka peluang kerja sama bagi produsen dan brand lain untuk menciptakan perangkat seluler dengan label “Made in Indonesia“. Pendekatan ini tergolong inovatif dan berpotensi mengubah lanskap industri, karena memungkinkan perusahaan asing seperti Samsung dan Xiaomi untuk tetap menjangkau pasar meskipun ada regulasi baru yang akan diterapkan.

Meski baru menjalankan operasionalnya selama beberapa bulan, Benson mengungkapkan bahwa perusahaannya telah meraih pendapatan bernilai jutaan dolar. TSM memiliki laboratorium riset dan pengembangan yang berlokasi di Jakarta dan Bandung, sedangkan kegiatan produksinya dipusatkan di Batam.

Advan

Advan merupakan salah satu merek ternama asal Indonesia yang memiliki fasilitas produksi di Semarang. Perusahaan ini memproduksi berbagai perangkat elektronik seperti layar LCD, notebook dan komputer. Baru-baru ini, Advan menggelontorkan dana sebesar $80,7 juta untuk membangun pabrik seluas 3.000 meter persegi. Tak hanya itu, juga menambahkan investasi sebesar $8,1 juta guna memperluas kapasitas produksi smartphone dan tablet.

Sepanjang tahun ini, perusahaan menetapkan target untuk merakit sebanyak 25.000 unit smartphone dan 25.000 unit tablet setiap bulan. Advan juga memiliki rencana untuk segera meningkatkan produksi komponen smartphone dalam waktu dekat.

Advan menargetkan untuk mulai memproduksi perangkatnya secara mandiri tanpa bergantung pada produsen asal China pada tahun 2016. Meskipun hingga kini belum merilis ponsel 4G, perusahaan tersebut memiliki rencana untuk meluncurkannya dalam waktu dekat.

Visited 2 times, 1 visit(s) today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *